Memiliki suami buta bernama Destarastra yang memerintah sementara
Kerajaan Astina lantaran adik Destarastra, Pandu Dewanata, wafat membuat
Dewi Gandari yang sebenarnya tak mencintai Destarastra berambisi
langgengkan kekuasaan itu untuk anak-anaknya kelak. Lalu Gandari memohon
pada dewata dikarunia 100 anak.Tentu ambisinya itu menegasi hak
anak-anak Pandu yang masih kecil-- berjumlah lima dan disebut Pandawa--
atas kekuasaan Astina jika mereka dewasa.
Permohonan Gandari ternyata dikabulkan dewata. Diiringi lolongan serigala, segala hewan dan sambaran halilintar, dari perut Gandari yang hamil tua keluarlah sebongkah daging. Karena bukan bongkahan daging yang diminta melainkan bayi, ditendangnya daging itu penuh murka hingga hancur jadi seratus serpihan.
Singkatnya, atas petunjuk dewa, ditutupinya serpihan daging-daging itu dengan daun, yang lalu dari tiap-tiap serpihan itu berubah jadi bayi. Jumlahnya 100, dan merekalah Kurawa dengan wajah-wajah aneh menyeramkan. Meski begitu Gandari tentu amat sayang anak-anaknya
Lalu kita pun tahu, arah takdir antara dua saudara, Pandawa dan Kurawa, harus bertempur di perang kolosal terganas Bharatayudha yang konon berlangsung dua minggu itu, dengan kemenangan di pihak Pandawa.
Sepanjang Bharatayuda, Gandari dihadapi kenyataan anak-anaknya tewas satu-persatu dengan kondisi tubuh hancur mengenaskan dilibas senjata tempur Pandawa.Rasanya cuma Gandari yang ditinggal mati 100 anak dalam waktu sesingkat itu. Ditinggal mati satu anak saja banyak ibu terpukul, apalagi Gandari yang harus hadiri penyempurnaan mayat anak-anaknya dengan segenap cinta yang tak memudar sekaligus kenestapaan tak terperi, yang sebelumnya dilapisi ambisi besar kekuasaan bagi keturunannya.
Seperti apa ambisi dan cinta kita terhadap anak-anak kita, wahai keluarga muda? ¤
Salam Anak Nusantara
[nanang djamaludin]
|JARANAN (Jaringan Anak Nusantara) - Komunitas Bintang Kecil|Pin BB:2A471135|
Permohonan Gandari ternyata dikabulkan dewata. Diiringi lolongan serigala, segala hewan dan sambaran halilintar, dari perut Gandari yang hamil tua keluarlah sebongkah daging. Karena bukan bongkahan daging yang diminta melainkan bayi, ditendangnya daging itu penuh murka hingga hancur jadi seratus serpihan.
Singkatnya, atas petunjuk dewa, ditutupinya serpihan daging-daging itu dengan daun, yang lalu dari tiap-tiap serpihan itu berubah jadi bayi. Jumlahnya 100, dan merekalah Kurawa dengan wajah-wajah aneh menyeramkan. Meski begitu Gandari tentu amat sayang anak-anaknya
Lalu kita pun tahu, arah takdir antara dua saudara, Pandawa dan Kurawa, harus bertempur di perang kolosal terganas Bharatayudha yang konon berlangsung dua minggu itu, dengan kemenangan di pihak Pandawa.
Sepanjang Bharatayuda, Gandari dihadapi kenyataan anak-anaknya tewas satu-persatu dengan kondisi tubuh hancur mengenaskan dilibas senjata tempur Pandawa.Rasanya cuma Gandari yang ditinggal mati 100 anak dalam waktu sesingkat itu. Ditinggal mati satu anak saja banyak ibu terpukul, apalagi Gandari yang harus hadiri penyempurnaan mayat anak-anaknya dengan segenap cinta yang tak memudar sekaligus kenestapaan tak terperi, yang sebelumnya dilapisi ambisi besar kekuasaan bagi keturunannya.
Seperti apa ambisi dan cinta kita terhadap anak-anak kita, wahai keluarga muda? ¤
Salam Anak Nusantara
[nanang djamaludin]
|JARANAN (Jaringan Anak Nusantara) - Komunitas Bintang Kecil|Pin BB:2A471135|
0 Komentar untuk " DEWI GANDARI, KISAH AMBISI TERHADAP ANAK DAN NESTAPA SEORANG IBU "