Belajar Menapaki Kehidupan & Berevolusi Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik.
Mutiara Hati

Visi :
"Menapaki Revolusi Era Baru Bangsa Indonesia Tahun 2045"
Sang Mutiara Hati. Diberdayakan oleh Blogger.
Anda Butuh Training Manajemen, Training SDM, Survey Kepuasan Pelayanan dan Research di Perusahaan Anda?

Kabupaten Bumiayu, Layu Sebelum Berkembang?


Ada sebuah euphoria yang absurb di Kabupaten Brebes pascapemilukada bupati. Kekalahan Agung yang notabene diusung hampir semua kecamatan di wilayah selatan berbuntuk panjang. Seolah slogannya berganti menjadi, pemekaran harga mati!

Sejatinya pemekaran Brebes yang diidamkan oleh wilayah selatan selam empat dekade lebih bukan tanpa alasan. Sayangnya alasan yang dikemukakan lebih karena sakit hati akibat minimnya perhatian Brebes pada enam kecamatan di selatan. Hal ini diperparah dengan janji-janji muluk dua kandidat yang bertarung jadi bupati tentang pelaksanaan pemekaran.


Pemekaran sejatinya bukan hal yang gampang, banyak syarat yang mesti dipenuhi. Jika syarat administrasi mudah diperoleh dengan lobi-lobi, maka syarat-syarat teknis sesungguhnya tidaklah bisa ditipu. Namun, seiring semangat keterbukaan dan reformasi justru ketidakmampuan teknis itulah yang jadi jualan.

Mari kita lihat data pemekaran di Indonesia. Dari pengalaman pemekaran sebanyak 205 wilayah, kita sebetulnya memiliki banyak bahan untuk diolah, dipelajari, dipetakan kekurangan dan kelemahannya, sehingga rencana pemekaran wilayah yang akan datang bukan sekadar coba-coba atau bondho nekad. Hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri, hanya 22 persen daerah pemekaran yang berhasil, sisanya 78 persen gagal. Banyaknya kegagalan itu bukan berarti tidak perlu lagi ada pemekaran. 

Sangatlah krusial untuk mendalami kegagalan pemekaran wilayah yang mencapai 78 persen itu. Angka kegagalan itu sangat besar dan karena itu harus diperjelas dan diketahui penyebabnya agar  ada acuan yang lebih komprehensif untuk rencana pemekaran selanjutnya. Hasil evaluasi itu juga perlu disosialisasikan secara luas, didiskusikan secara terbuka di ruang-ruang publik, agar lengkaplah pemahaman warga mengenai problematika pemekaran wilayah.

Untuk Brebes sendiri, tentu layak untuk dipertimbangkan dengan matang. Ide pembentukan Kabupaten Bumiayu seharusnya bukan harga mati. Jika memang dasarnya adalah kurangnya perhatian dan pelayanan, maka seharusnya hal itulah yang ditingkatkan.

Kita juga harus mawas dan sadar diri akan kemampuan Brebes. Sebagai catatan, PAD Kabup[aten Brebes hanya berkisar 6% dari APBD. APBD Brebes sendiri berkisar 1,2 T rupiah. Perlu diketahui juga bahwa 70% dari APBD hanya dihabiskan untuk belanja pegawai tak langsung. Artinya, kemampuan Brebes hanya sebatas membiayai penyelenggara. Itupun dengan subsidi dari pusat dan provinsi tentunya.

Jika APBD Brebes berkisar 80 M rupiah, maka Brebes Selatan yang ingin membentuk Kabupaten Bumiayu cuma menyumbang sekitar 30%. Artinya PAD Kabupaten Bumiayu hanya ada di kisaran 24M. Bisa apa sebuah daerah dengan penghasilan hanya sebegitu? Tentu saja untuk belanja pegawai saja bisa tekor. Jika hanya mengharapkan uluran bantuan pusat dan provinsi tentu saja pemekaran secara ideologis telah gagal.

Untuk mengetahui seberapa kekuatan amunisi Brebes, lihat saja data dari BPS Kabupaten Brebes di bawah ini. Berdasarkan data APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten Brebes tercatat pada tahun 2010 Pendapatan mencapai 1.103,00 milyar rupiah. Kontribusi PAD dalam menyumbang nilai pendapatan pada tahun 2010 sebesar 71,03 milyar rupiah (sekitar 6,44 persen) sementara itu DAU berkontribusi sebesar 738,27 milyar rupiah (sekitar 66,93 persen). Tahun 2010 PAD mengalami penurunan dan DAU mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Melihat data di atas, miris bukan? Sebuah daerah “hanya” punya kemampuan membiayai diri sendiri sekitar 6,44% saja dari yang dikeluarkan. Sisanya, bergantung pada kebaikan pusat dan provinsi tentunya. Sebuah kondisi keuangan yang jauh dari kata sehat!

Lalu, masihkah Kabupaten Bumiayu nekad dibentuk hanya dengan modal 24 milyar saja? Kalaupun ada sumber-sumber tambang yang menjanjikan, seharusnya sudah dalam bentuk kajian nyata bukan sekedar katanya.


Sumber : http://geholgaul.blogspot.com
0 Komentar untuk " Kabupaten Bumiayu, Layu Sebelum Berkembang? "
Back To Top