Belajar Menapaki Kehidupan & Berevolusi Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik.
Mutiara Hati

Visi :
"Menapaki Revolusi Era Baru Bangsa Indonesia Tahun 2045"
Sang Mutiara Hati. Diberdayakan oleh Blogger.
Anda Butuh Training Manajemen, Training SDM, Survey Kepuasan Pelayanan dan Research di Perusahaan Anda?

DEWI KUNTI, KASIH SAYANG TAK SAMPAI SEORANG IBU

Siang itu di tepi Sungai Gangga Adipati Karna baru usai semedi rutin. Ia terkejut saat Dewi Kunti, ibu para Pandawa tersenyum indah saat Karna lompat dari tempatnya semedi.

"Mengapa ibu para Pandawa ada di sini?, " senyum Karna. Karna memang ramah dan rendah hati. Ia mutiara kemilau kubu Kurawa.

"Aku ingin sampaikan fakta, wahai ksatria sejati. Aku sesungguhnya ibu kandungmu. Berpihaklah pada Pandawa, nak. Sebab kaulah kakak tertua pandawa, berhak atas tahta Indraparsta," Kunti ke inti soal.

Karna memang anak Kunti, putri Prabu Basukunti dari Kuntiboja. Alkisah, saat Kunti ranum-remaja, dicobanya mantra dari gurunya. Lewat mantra itu, orang bahkan dewata pun dapat terpikat. Di tepi kolam kaputren, tanpa kain penutup tubuh, tiba-tiba seberkas cahaya menembus tubuh Kunti. Sejak itu perut Kunti terus membesar. Ia hamil. Rupanya Batara Surya telah membuahi rahimnya. Singkatnya, Kunti pun melahirkan Karna lewat lubang telinga. Usai rembuk dengan ayahnya, bayi yang sejak lahir berbaju tamzil anti senjata itu pun dilarung ke sungai.

Nun jauh di sana, bayi itu ditemukan, dipelihara penuh cinta oleh keluarga Adiratha, kusir Kurawa. Karna pun tumbuh dalam perlindungan, fasilitas, dan dipromosikan sebagai ksatria oleh Kurawa. Lalu Kunti dikawini Pandu Dewanata, dan berputrakan Pandawa yang ditinggal mati Pandu saat kecil.

"Ibu, aku telah dengar kisahku dari Batara Surya.Tapi tak akan kukhianati Kurawa. Aku akan tetap bertempur untuk Kurawa melawan para saudaraku sendiri. Dulu banyak momen ibu bisa saja akui aku anakmu, tapi tak ibu lakukan. Bukankah ibu pernah bilang, anak ibu cuma 5 bukan 6. Jadi bila antara aku atau Arjuna tewas saat kami bertempur, anak ibu akan tetap 5 bukan?" jawab Karna tenang.

Kunti menatap kosong. Air matanya sebagai Ibu pun tumpah, mengenang masa lalu yang tak akan kembali.¤

Salam Anak Nusantara
[nanang djamaludin]
|JARANAN (Jaringan Anak Nusantara) - Komunitas Bintang Kecil|Pin BB:2A471135|

Refleksi Hari Ibu 22 Desember 2013
0 Komentar untuk " DEWI KUNTI, KASIH SAYANG TAK SAMPAI SEORANG IBU "
Back To Top