Belajar Menapaki Kehidupan & Berevolusi Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik.
Mutiara Hati

Visi :
"Menapaki Revolusi Era Baru Bangsa Indonesia Tahun 2045"
Sang Mutiara Hati. Diberdayakan oleh Blogger.
Anda Butuh Training Manajemen, Training SDM, Survey Kepuasan Pelayanan dan Research di Perusahaan Anda?

PANCASILA, Masihkah ada Semangat Asa Yang Tersisa Dalam Kebhinekaan Kita


Baru-baru ini masyarakat digegerkan dengan aksi umat islam 212, yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI (GNPF MUI) menuntut Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok Calon Gubernur DKI atau Gubernur non aktif DKI untuk di penjara dengan tuduhan penistaan agama. 

Yang sangat disayangkan adalah netizen seakan-akan mempertentangkan ideologi islam dengan Pancasila, meskipun ada beberapa pakar berpendapat aksi tersebut di tunggangi kepentingan beberapa kelompok Transnasional yang menginginkan ideologi bangsa ini berubah menjadi Khilafah seperti yang di gembar-gemborkan beberapa organisasi transnasional tersebut. 

Mempertentangkan ideologi Pancasila dengan Islam sudah sangat tidak relevan, seperti kita ketahui bahwa dalam sejarah para pendiri bangsa kita untuk bersepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi final bangsa Indonesia, tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi keabsahannya.

Indonesia telah memilih menjadi negara yang berbhineka jadi ideologi yang mementingkan persatuan yang tidak membeda-bedakan menjadi pilihan para founding father bangsa ini, sebagai contoh mungkin bagi orang yang suka es teh, minum es teh adalah yang paling nikmat namun bagi yang tidak suka es teh atau yang terkena penyakit diabetes mungkin akar berpikir seribu kali untuk minum es teh, begitupun dengan Es Dawet (Cendol) bagi yang suka Dawet akan menjadi sangat nikmat ketika disuguhkan Es Dawet tetapi bagi yang kena asam urat tentu tidak mau meminumnya. tetapi Air putih istimewa meskipun rasanya tawar (netral) tetapi semua orang bisa meminumnya. begitulah perumpamaan Pancasila dengan ideologi lain. Pancasila sebagai Air putih yang netral, sedang kan es teh atau dawet tadi seperti ideologi yang bersimbolkan agama tidak semua dapat menerimanya satu sama lain.

Dari cerita diatas, bangsa ini bukanlah bangsa yang anti agama semua agama kepercayaan sangat dilindungi oleh negara tetapi bangsa ini bukanlah negara agama tetapi bangsanya lah sebagai bangsa yang beragama.

Pancasila agaknya menjadi sesuatu yang sangat jarang dibahas dalam kajian-kajian ilmiah di Negeri ini, padahal Pancasila adalah dasar negara, filosofi bangsa, pedoman hidup, Pancasila juga bisa disebut sebagai gambaran sifat dan sikap seluruh manusia Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang suku, agama, bahasa, warna kulit, dan lainnya bisa dibilang berbeda tetapi dapat disatukan dalam bingkai Kebhinekaan Pancasila. 

Dalam kehidupan yang berbhineka ini, harusnya kitalah yang merawat kebhinekaan itu. namun masih adakah semangat dan asa yang tersisa dalam bangsa ini untuk menjaga Pancasila ditengah serbuan ideologi lain yang terus merongrong bangsa ini.

Bangsa ini tidak dihadapkan pada perang secara fisik namun perang terbuka itu secara tidak langsung yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, ekonomi, politik, sosial, budaya bahkan dalam bungkus agama. perang tersebut dinamakan Proxy War. banyak pendapat tentang perang proksi ini namun yang menjadi garis bawah adalah media perang itu sangatlah kompleks bisa melalui teknologi informasi, provokasi berlebihan dari pihak tertentu, investasi asing besar-besaran dan lain sebagainya.

Dalam konteks ini, peran Negara agaknya ingin dikurangi perannya oleh pihak yang ingin memerangi bangsa ini, dengan beberapa kontradiksi isu politik yang dibungkus dengan agama, isu terorisme hingga memecah belah umat beragama yang satu dengan yang lainnya.

Tujuan Perang Proksi Terhadap Indonesia

Negeri ini kaya akan sumber energi baik dari minyak maupun nabati, dalam beberapa kasus di negara yang kaya sumber energi tentu perang proxy menjadi alat yang sangat sakti untuk menghancurkan sebuah negara yang akan dikuasai sumber energinya. perang proksi tersebut biasanya dalam bentuk propaganda terorisme atau kudeta terhadap pemerintah yang sah seperti yang terjadi di Irak, Mesir, Afganistan, dan negara lainnya.

lalu bagaimana strategi menghadapi perang proksi tersebut? strateginya adalah dengan menyiapkan pendidikan yang berkualitas kepada generasi penerus kita, tidak mudah terprovokasi dan tetap membumi dengan ideologi Pancasila kita. kita punya modal untuk menangkal segala bentuk rongrongan terhadap bangsa ini.
0 Komentar untuk " PANCASILA, Masihkah ada Semangat Asa Yang Tersisa Dalam Kebhinekaan Kita "
Back To Top